Berbicara Kamis (20/7), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Moskow tidak akan segan menghancurkan pabrik yang disebutnya akan menjadi sumber provokasi global.
“Pabrik seperti itu, jika dibangun, akan menjadi target yang sah bagi pasukan Rusia, karena setara dengan objek lain dari industri pertahanan Ukraina,” katanya, seperti dikutip dari RT.
Zakharova mengatakan pabrik tersebut dilaporkan akan berlokasi dekat dengan pemukiman yang didominasi Hongaria di Transcarpatia.
CEO Rheinmetall, Armin Papperger, mengatakan kepada CNN awal bulan ini bahwa pekerja Ukraina akan dilatih untuk memperbaiki berbagai kendaraan lapis baja yang diproduksi oleh perusahaan, seperti kendaraan tempur infanteri Marder, tank Leopard 2, dan sistem artileri Panzerhaubitze 2000.
Dia meremehkan ancaman serangan Rusia, dengan mengatakan pabrik itu hanya akan menjadi fasilitas manufaktur pertahanan Ukraina. Rencana tersebut dapat diluncurkan dalam 12 minggu.
Rheinmetall pertama kali mengumumkan rencana untuk menginvestasikan sekitar 200 juta dolar AS di sebuah pabrik di Ukraina pada bulan Maret, tetapi tidak mengatakan di mana tepatnya pabrik itu akan dibangun.
Beberapa media Rusia mengklaim bahwa lokasinya kemungkinan akan berada di dekat Desa Chernotisov, yang dikenal sebagai Feketeardo di Hongaria.
Zakharova memperingatkan bahwa, jika pembuat senjata Jerman membangun pabrik itu, itu akan menjadi bukti terbaru dari militerisasi Ukraina oleh Barat.
“Jika rencana itu nyata, maka itu pasti sebuah provokasi, yang sangat disukai oleh rezim Kiev dan pendukung Baratnya,” katanya.
Konflik Ukraina dan keputusan negara-negara Barat untuk meningkatkan produksi militer guna mempersenjatai Kiev telah menjadi anugerah bagi kontraktor pertahanan, termasuk Rheinmetall. Pendapatan perusahaan Jerman tersebut mencapai rekor 6,4 miliar euro (setara 7 miliar dolar AS) tahun lalu, meningkat 27 persen dari tahun 2021.
BERITA TERKAIT: