Mengutip
The Defense Post pada Selasa (18/7), Popov menceritakan bagaimana akhirnya ia diberhentikan dari tugasnya di Ukraina Selatan.
Popov awalnya hanya berbincang dengan pejabat tinggi militer yang lain, mengaku bahwa pasukan Rusia mengalami kekurangan amunisi, khususnya radar yang dapat melacak artileri musuh.
Tetapi, kata Popov, tampaknya keluhan tersebut dianggap sebagai ancaman oleh militer Rusia. Itu mengapa pemecatannya terjadi begitu cepat, bahkan ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu hanya dalam sehari.
"Para pejabat tinggi militer melihat saya sebagai sumber ancaman dan dengan cepat mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan saya," ungkapnya.
Popov dilaporkan memimpin unitnya dengan pendekatan yang lebih luwes, sangat berbeda dari gaya komando kaku dan formal yang khas di kalangan militer Rusia.
Dia juga dikenal luas sebagai komandan yang bermoral karena menghindari kerugian yang tidak perlu hanya untuk melaporkan kesuksesan perang ke pihak Rusia.
Menurut pengamat militer, pemecatan Popov dikhawatirkan mampu menurunkan moral pasukan Rusia dalam perangnya yang tidak henti di Ukraina.
BERITA TERKAIT: