Data bea cukai yang dirilis pada Kamis (13/7) mengungkapkan angka pada bulan tersebut jatuh lebih tajam dari perkiraan pasar.
"Penurunan sebesar 12,4 persen tahun-ke-tahun, mencapai angka sebesar 285,3 miliar dolar (Rp 4.269 triliun)," bunyi laporan dari Biro Bea Cukai China.
Mengutip Reuters, penurunan yang signifikan ini merupakan kelanjutan dari penurunan 7,5 persen yang terjadi pada bulan Mei, yang menunjukkan adanya tren penurunan yang tengah mempengaruhi sektor ekspor China.
Tak hanya ekspor, impor China juga dikabarkan mengalami penurunan pada bulan Juni. Angka impor dari China menurun 6,8 persen, lebih curam dari yang diperkirakan, sekitar 4 persen.
Para ahli pasar sebelumnya telah memperkirakan penurunan pada tahun ini, tetapi angka aktual nampaknya lebih buruk dari yang diantisipasi.
"Penurunan global dalam permintaan barang, akan terus membebani ekspor. Tapi kabar baiknya adalah bahwa penurunan permintaan luar negeri yang terburuk mungkin sudah kita lewati," kata ekonom China di Capital Economics, Zichun Huang.
Penurunan yang mencolok dalam aktivitas perdagangan ini disebut telah menunjukkan adanya tantangan dan ketidakpastian yang tengah dihadapi oleh ekonomi China, yang dikaitkan dengan faktor perlambatan pertumbuhan global, konflik perdagangan dengan negara-negara lain, hingga dampak pandemi Covid-19.
BERITA TERKAIT: