Pria berusia 71 tahun itu ditahan sejak April 2021 karena diduga telah berkhianat dengan membocorkan rahasia negara kepada NATO.
"Pengadilan Kota Moskow memutuskan Golubkin bersalah atas pengkhianatan tingkat tinggi dan menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara dengan keamanan maksimum," ungkap
The Moskow Times.
Sebelum ditangkap, Golubkin merupakan seorang profesor di Institut Fisika dan Teknologi Moskow (MIPT).
Pada 2019 lalu, Golubkin dan seorang insinyur proyek senior Badan Antariksa Eropa, Johan Steelant terdaftar sebagai salah satu dari beberapa penulis penelitian pengembangan pesawat sipil hipersonik pertama di dunia, HEXAFLY-INT.
Namun kemudian Golubkin dituduh bekerja sama dengan bos Institut Aerohidrodinamika Pusat (TsAGI), Anatoly Gubanov dan membagikan hasil penelitian HEXAFLY-INT kepada pihak Belanda.
Selain Golubkin, terdapat tiga ilmuwan Rusia lainnya yang telah bekerja pada pengembangan rudal hipersonik dan ditangkap karena dicurigai melakukan pengkhianatan selama setahun terakhir.
Para kritikus menuduh otoritas Rusia terlalu paranouid karena kerap menghukum ilmuwan, jurnalis, dan warga sipil atas tuduhan berbagi informasi sensitif dengan orang asing.
BERITA TERKAIT: