"Jika Tuan @BarackObama secara terbuka menyatakan bahwa #pencaplokan #Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 adalah 'sah dan dibenarkan', maka kita tidak perlu heran bahwa hari ini ada agresi Rusia skala penuh di Eropa, perang agresi yang merenggut ratusan ribu nyawa," kata Podolyak di Twitter.
Dengan pernyataan Obama itu, tidak heran jika hukum internasional "praktis dianggap tiada", menurutnya.
"Dan itu berarti langkah pemerintah Rusia saat ini adalah cerminan terang-terangan dari 'kebijakan Barat' pra-perang," tambah Podolyak.
Obama harus mulai mengakui kesalahan pandangannya soal kebijakan Rusia, termasuk pencaplokan Krimea tahun 2014 yang ilegal oleh Moskow.
Ia kemudian menyarankan agar pihak-pihak tidak berusaha mencari pembenaran dengan berdalih macam-macam.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Kamis, Obama mengatakan dengan yakin bahwa tidak ada yang namanya "invasi bersenjata" oleh Rusia di Krimea. Hal itu terlihat dengan banyaknya penduduk berbahasa Rusia yang mengindikasikan bahwa mereka yang ada di Semenanjung itu lebih condong ke Rusia.
“Ukraina pada waktu itu bukanlah Ukraina yang kita bicarakan hari ini,” kata Obama dalam wawancara dengan Christiane Amanpour dari
CNN. "Banyak penutur bahasa Rusia di semenanjung itu dan mereka menaruh "simpati" bahwa Moskow mewakili kepentingan mereka," kata Obama.
Ia menambahkan bahwa, kemampuan untuk melawan Rusia berkembang di Ukraina setelah aneksasi 2014, dan identitas dan kemampuan itulah yang menyebabkan perlawanan sengit sekarang.
Obama setelah menjabat pada 2009 berupaya memulihkan hubungan antara Washington dan Moskow selama dua masa jabatannya.
BERITA TERKAIT: