Laporan terbaru dari Kementerian Dalam Negeri Ukraiana itu juga menyebutkan bahwa 31 orang saat ini masih hilang dan belum ditemukan.
"Sedikitnya 16 orang tewas dan 31 orang hilang akibat banjir dari jebolnya bendungan Nova Kakhovka," kata Kementerian itu, dimuat
ANI News, Minggu (18/6).
Bendungan tersebut, yang terletak di Ukraina selatan, runtuh pada 6 Juni lalu. Insiden itu mengakibatkan kerusakan parah hingga merusak desa-desa, membanjiri lahan pertanian, hingga memutus pasokan listrik dan air bersih bagi puluhan ribu orang.
Dalam laporan terbaru, pemerintah Ukraina mengumumkan bahwa sebanyak 3.614 orang telah dievakuasi dari daerah yang terkena banjir, termasuk 474 anak-anak dan 80 orang dengan keterbatasan gerak.
Mereka juga menyebutkan bahwa sebanyak 1.300 rumah tetap terendam banjir di wilayah Kherson dan Mykolaiv.
Laporan yang sama juga diberikan oleh kepala pemerintahan wilayah Kherson yang didukung Rusia, Andrey Alekseenko melalui Telegram.
"Sayangnya, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 29 orang. Dua belas orang di Oleshky, 13 orang di Hola Prystan, dan 4 orang di Nova Kakhovka. Kami akan terus memberikan bantuan yang diperlukan kepada setiap keluarga yang kehilangan kerabat," ujarnya.
Daerah di sekitar bendungan Nova Kakhovka telah menjadi salah satu wilayah yang paling diperebutkan sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
Baik Kyiv dan Moskow keduanya kinni saling menyalahkan satu sama lain dari jebolnya bendungan tersebut yang menewaskan banyak nyawa.
Saat ini, penyelidikan masih terus berlangsung untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari bendungan yang runtuh secara tiba-tiba itu.
BERITA TERKAIT: