Hal itu dibantah dengan tegas oleh Kedutaan Besar China di Nairobi melalui postingan Twitter. Mereka menekankan bahwa laporan itu tidak masuk akal dan hanya omong kosong belaka.
"Peretasan adalah ancaman umum bagi semua negara dan China juga menjadi korban serangan dunia maya," cuit Kedubes China, seperti dikutip dari
Voice of Nigeria pada Kamis (25/5).
Menurut kantor Kedubes China, hubungan China dan Kenya telah terjalin dengan didasarkan pada rasa saling menghormati.
"Tiongkok dan Kenya adalah teman baik, mitra baik, dan saudara yang baik," tegasnya.
Reuters dalam laporannya menyatakan bahwa peretas China menyerang lembaga-lembaga utama negara di ibu kota, Nairobi, termasuk kantor kepresidenan.
Peretasan itu dilakukan untuk memastikan apakah negara Afrika Timur itu akan membayar uang miliaran dolar yang mereka pinjam dari Beijing.
Laporan itu juga mengungkap bahwa serangan siber China di Kenya telah berlangsung selama bertahun-tahun dan dimulai pada 2019 ketika China mulai menutup keran kredit ke Kenya karena ketegangan mulai terlihat.
Maret lalu, Kenya berhutang 6,31 miliar dolar AS atau Rp 94 triliun pada China, turun dibanding Juni 2021 sebesar 7,06 miliar dolar AS atau Rp 105 triliun.
BERITA TERKAIT: