Mengutip
African News pada Selasa (16/5), tindakan penggembala dilakukan setelah para singa keluar dari hutan dan membunuh puluhan kambing yang sedang digembala.
Ini mengulang kejadian pada Kamis malam (12/5), di mana singa jantan bernama Loonkiito berusia 19 tahun, tewas dibunuh penggembala. Loonliito berkeliaran keluar dari taman nasional Amboseli ke sebuah desa untuk mencari makanan. Ia kemudian tewas setelah para penggembala meluncurkan tembakannya.
Enam singa lain dari taman nasional yang sama ditombak oleh penggembala setelah membunuh 11 kambing di daerah Mbirikani, Kabupaten Kajiado.
Konflik manusia-satwa liar semakin meningkat dan mengkhawatirkan pemerintah Kenya.
Direktur regional Afrika di World Society for the Protection of Animals, Tennyson Williams, menjelaskan bahwa kepergian singa dari hutan konservasi karena mereka kehilangan habitat akibat perubahan iklim.
Untuk itu, ia mendesak seluruh pihak dapat menjaga agar singa tetap di habitatnya dengan tidak mengusik, melanggar batas, dan menguras sumber daya yang seharusnya memungkinkan hewan-hewan ini bertahan hidup.
"Kita harus memiliki regulasi yang bertujuan untuk memungkinkan masyarakat hidup berdampingan dengan satwa liar sangat penting," kata Williams.
Menurut Williams, sebenarnya warga yang ternaknya dibunuh hewan liar dari Taman Konservasi, akan mendapat kompensasi.
Namun, belakangan penggembala menjadi lebih protektif terhadap ternak mereka akibat kekeringan terburuk yang melanda negara itu.
BERITA TERKAIT: