Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha menuturkan Konsulat Jenderal RI di Darwin, Canberra telah mendapat informasi tersebut dari Markas Australia Border Force (ABF) pada Senin (17/4).
"Para nelayan selamat, setelah menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit Broome dan dinyatakan dalam keadaan sehat. Mereka dijadwalkan akan tiba di Darwin pada hari ini," kata Judha kepada
Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu (19/4).
Judha menjelaskan, terdapat dua kapal berisi 20 nelayan yang karam dalam insiden tersebut. Namun sejauh ini sembilan nelayan belum ditemukan.
Berdasarkan koordinasi dengan instansi di Indonesia, para nelayan tersebut dikabarkan berasal dari Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bertahan hidup selama enam hari di terumbu karang kecil di perairan itu.
Atas bantuan yang diberikan Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA), ABF, hingga pemerintah negara itu, pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasinya terhadap upaya penyelamatan yang sigap dari otoritas Canberra kepada belasan nelayannya.
Menurut laporan, AMSA mengalihkan helikopter penyelamat yang digunakan untuk menyelidiki korban lainnya, dengan menugaskan pesawat tersebut untuk menerbangkan para nelayan ke Broome setelah penerbangan pengawasan Pasukan Perbatasan melihat orang-orang dalam kesulitan.
Saat ini, Konsulat RI di Darwin sendiri telah meminta akses untuk menemui para nelayan dan akan memberikan bantuan yg diperlukan, termasuk memfasilitasi proses repatriasi para nelayan ke Indonesia.
BERITA TERKAIT: