Hal itu diyakini oleh seorang pakar China, Nikolai Vavilov, ketika berdiskusi di program berita Rusia dan dibagikan di media sosial oleh Russia Media Monitor pada Jumat (23/3).
Dalam diskusi, pendiri Russia Media Monitor, Julia Davis, membahas kemungkinan bantuan militer China ke Rusia dan 12 poin proposal rencana perdamaian yang diajukan oleh Beijing.
Kemudian Vavilov diminta untuk mengomentari niat China dengan proposal perdamaiannya. Akhirnya, pembicaraan beralih ke hubungan yang selalu bermusuhan antara Beijing dan Amerika Serikat, yang diklaim Vavilov bahwa Xi telah mempersiapkan perang sejak menjabat lebih dari satu dekade lalu.
"Sejak berkuasa, kamerad Xi telah bersiap untuk perang. Dia memberi perintah untuk mempersiapkan pasukan yang mampu memenangkan perang. Xi Jinping tidak meragukan rencana orang Amerika," ujar Vavilov, seperti dikutip
Newsweek.
Selama diskusi, Vavilov juga menyinggung cara China mungkin dapat memberikan bantuan militer ke Rusia, terlepas dari tawaran proposal perdamaian yang mereka ajukan.
Ia mengatakan, China kemungkinan besar akan tetap berada dalam batas-batas hukum internasional dan tidak akan memasok senjata ke pihak yang aktif dalam konflik.
"Namun, seperti yang kita ketahui, China dengan sangat terampil menghindari kendala apa pun. Kemungkinan besar, fasilitas manufaktur dapat dibuat di salah satu negara yang berbatasan dengan Federasi Rusia yang memiliki kerjasama militer. Dari sudut pandang hukum internasional, manufaktur ini tidak akan merusak citra China sebagai penjaga perdamaian dan seterusnya," jelasnya.
Kemungkinan perang antara AS dan China adalah kekhawatiran yang konsisten dan terus meningkat bagi para pejabat pertahanan dan kebijakan luar negeri.
BERITA TERKAIT: