Hal itu telah disetujui oleh Bank Sentral Irak (CBI) yang segera mengeluarkan paket tindakan untuk aksesi mata uang asing pada Rabu (22/2).
Menurut pejabat di kantor media Dewan Tertinggi Federal Irak Ammar al-Ibrahimi pada Kamis (23/2), CBI memiliki dua opsi untuk transaksi mata uang lokal.
Pertama, Ibrahim mengatakan itu bisa dilakukan dengan cadangan yuan bank sentral, di mana uang yang disalurkan akan meningkatkan saldo bank Irak yang memiliki rekening di bank China.
Opsi kedua, menurut Ibrahim, adalah dengan mengonversi dolar di rekening bank sentral di JP Morgan dan Bank Pembangunan Singapura menjadi yuan untuk kemudian dibayarkan kepada penerima manfaat akhir di China.
Ibrahim berharap langkah itu mampu memfasilitasi seluruh proses perdagangan dan memberikan keuntungan besar bagi kedua negara.
"Langkah-langkah itu akan memfasilitasi operasi para pedagang yang berurusan dengan bank dan perusahaan China," ujar Ibrahim, seperti dimuat
Xinhua.
Hubungan dagang kedua negara terjalin dengan seimbang, di mana China menjadi salah satu importir minyak terbesar Irak, dan pasar Irak juga dipenuhi dengan barang-barang dari China.
Menurut data Kedutaan Besar China di Irak, total volume perdagangan antara China dan Irak mencapai 53,37 miliar dolar AS atau setara Rp 812 triliun pada tahun 2022.
BERITA TERKAIT: