Keputusan itu diumumkan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz selama rapat kabinet pada Rabu pagi (25/1).
Scholz menyebut keputusan itu diambil atas konsultasi intensif dengan mitra terdekat Eropa dan internasional Jerman.
Dengan kepastian yang diberikan, Jerman akan segera mengirim kompi yang terdiri dari 14 tank Leopard ke Ukraina.
Selain itu, pasukan Ukraina juga akan segera diberi pelatihan tank tempur di Berlin.
Bersamaan dengan keputusan itu, Jerman turut mengizinkan negara lain yang memiliki stok tank Leopard mereka sendiri untuk mengekspornya ke Ukraina.
Dimuat
NPR, negara pemilik Leopard, seperti Polandia memerlukan izin Jerman secara resmi untuk mewujudkan niatnya memberikan senjata berat ke Kyiv.
Jerman merupakan negara pembuat Leopard dan memiliki wewenang penuh soal perizinan.
Negara anggota NATO terutama Amerika Serikat terus mendesak Jerman untuk mengirim tank Leopard.
Namun Jerman masih tidak memberikan lampu hijau karena AS sendiri enggan mengiriman tank Abrams miliknya ke Kyiv dengan dalih inefisiensi dan boros bahan bakar.
Selama berbulan-bulan, opini publik di Jerman mendukung penolakan Scholz untuk mengirim persenjataan berat ke Ukraina.
Namun menurut survei Forsa minggu lalu tentang dukungan publik Jerman untuk memasok tank tempur ke Ukraina naik ke level tertinggi.
Hingga 46 persen dari mereka yang disurvei mendukung pengiriman tank Leopard dan jumlah persentasenya sama dengan yang menentang.
BERITA TERKAIT: