Menurut kantor berita
TOLO News pada Senin (16/1), suhu dingin dan badai salju telah menewaskan sedikitnya 20 warga dan membunuh 4.000 hewan ternak.
Kematian warga dan hewan ternak disinyalir merupakan dampak dari hipotermia akut.
Data statistik dari Rumah Sakit Daerah Herat, menunjukkan setidaknya 70 orang dirawat di rumah sakit karena hipotermia.
Laporan kematian akibat hipotermia datang dari Badghis, dengan total lima warga yang meninggal akibat hipotermia, dan semuanya merupakan penggembala ternak.
"Satu gembala dan empat anak tewas akibat hipotermia," kata jurubicara gubernur Badghis, Ahmad Hanzala.
Menurut pejabat setempat, cuaca dingin menewaskan lima orang di Provinsi Khost, dua di Faryab, dan dua lagi di Jawzjan.
Selain itu, satu orang tewas di Sar-e-Pul, dan lima pecandu narkoba tewas di provinsi Baghlan.
Sejak Taliban merebut kekuasaan di Kabul tahun lalu, 18 paket bantuan internasional senilai 40 juta dolar AS atau Rp 603 miliar dan lebih dari 30 paket dana senilai 32 juta dolar atau Rp 452 miliar telah mengalir ke Afghanistan.
Meski begitu, selama hampir dua tahun terakhir, tingkat kemiskinan, kekurangan gizi, dan pengangguran di Afghanistan masih terus meningkat.
Bencana alam semakin memperburuk situasi warga Afghanistan yang telah tertekan oleh penguasa otoriter Taliban.
BERITA TERKAIT: