Latihan digelar selama empat hari, yang rampung pada Jumat (13/1). Ini adalah pertama kalinya Malaysia dilatih menggunakan perangkat akustik jarak jauh, yang disebut meriam suara.
“Latihan itu dilakukan untuk melatih para perwira dan anggota bagaimana menggunakan perangkat itu dan juga untuk menguji keefektifannya terhadap kapal asing, terutama yang menyusup ke perairan negara," ujar Wakil Direktur Logistik Badan Penegakan Maritim Malaysia, Saiful Lizan Ibrahim, seperti dikutip
Benar News.
Perangkat akustik jarak jauh adalah pengeras suara khusus yang dapat menghasilkan suara dengan daya tinggi untuk berkomunikasi dalam jarak yang sangat jauh.
“Itu akan digunakan untuk mengusir kapal penyusup yang menolak untuk bekerja sama atau yang bertindak agresif terhadap kita," tambah Saiful.
Saiful mengatakan, emerintah Jepang menyumbangkan empat meriam suara ke Malaysia. Perangkat tersebut akan dipasang di kapal patroli lepas pantai badan maritim.
Sementara itu, pejabat Jepang Tamura Makoto mengatakan pihaknya akan terus bekerja sama dengan rekan-rekan di Asia Tenggara.
“Asia Tenggara memiliki jalur laut yang penting bagi Jepang. Kami akan terus mendukung negara-negara di kawasan ini sehingga mereka dapat memastikan keamanan maritim dengan lebih baik," ucapnya.
Tidak seperti Malaysia, Jepang bukanlah pihak langsung dalam sengketa Laut Cina Selatan. Namun Jepang memiliki kepentingan atas Laut China Selatan, lantaran sekitar 80 persen impor energi dan sebagian besar perdagangannya melewati perairan ini.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, yang tumpang tindih dengan klaim Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan.
BERITA TERKAIT: