Benediktus meninggal dunia di usia 95 pada Sabtu (31/12) setelah kesehatannya terus memburuk.
Sebelum mengajak umat untuk berdoa, Paus Fransiskus mengungkapkan bagaimana ia memandang Benediktus yang disebutnya sebagai
"ahli katekese yang hebat" dan orang yang berhati lembut dengan pemikirannya yang tajam.
“Pemikirannya yang tajam dan lembut tidak merujuk pada diri sendiri, tetapi bersifat gerejawi, karena dia selalu ingin menemani kita dalam perjumpaan dengan Yesus,†kata Fransiskus, seperti dikutip dari ABC News.
Ribuan orang yang memadati auditorium Paulus VI bertepuk tangan saat Fransiskus muncul untuk memberikan pidato mingguan sambil berteriak “Viva il papa!†atau "Hidup paus".
Audiensi kali ini telah menarik kerumunan besar yang tidak biasa. Lebih dari 130.000 orang telah berbondong-bondong ke Vatikan untuk melayat. Mereka tak sabar ingin ikut serta dalam pemberian penghormatan kepada Benediktus di hari terakhir persemayaman, meski Benediktus telah meninggalkan pesan bahwa dia ingin pemakamannya sederhana.
Fransiskus akan memimpin pemakaman mendiang paus Jerman ini pada Kamis (5/1).
Jenazah Benediktus dibaringkan di peti mati cemara - yang pertama dari tiga peti mati - bersama dengan catatam singkat tentang kepausannya yang bersejarah, juga koin yang dicetak selama masa kepausannya, serta stola palliumnya.
Benediktus akan dimakamkan sesuai keinginannya di tempat yang sama di ruang bawah tanah di bawah Basilika Santo Petrus di mana Paus Yohanes Paulus II awalnya dikebumikan pada tahun 2005 sebelum jenazahnya dipindahkan ke sebuah kapel di basilika pada tahun 2011.
Benediktus, yang terpilih menjadi paus pada tahun 2005 setelah kematian Yohanes Paulus, menjadi paus pertama dalam enam abad yang mengundurkan diri ketika dia mengumumkan pada tahun 2013 bahwa dia tidak lagi memiliki kekuatan untuk memimpin Gereja Katolik.
BERITA TERKAIT: