"Penduduk dari 300 pemukiman di Kyiv dan jumlah yang sama di Lviv mengalami pemadaman listrik pada Selasa (11/10). Kemudian Lebih dari 200 pemukiman di Sumy timur laut dan lebih dari 100 di Ternopil di Ukraina barat juga tanpa listrik," kata laporan pemerintah seperti dimuat US News.
Perdana Menteri Denys Shmyhal mengatakan Ukraina telah secara sukarela memotong konsumsi listrik mereka rata-rata 10 persen sejak rudal Rusia sampai ke kyiv.
"Serangan Rusia telah mendesak kami untuk membatasi penggunaan antara jam 5 sore dan 11 malam waktu setempat yang telah diterapkan sejak Selasa (11/10)," lanjutnya.
Denys mengajak masyarakat untuk bergerak bersama dalam upaya penghematan tersebut dengan mulai menerapkan beberapa arahan dari pemerintah.
"Kami bersatu dan akan berdiri teguh. Tolong jangan nyalakan peralatan yang boros energi, termasuk kompor listrik, ketel listrik, peralatan listrik, pemanas dan pendingin ruangan, oven dan setrika, microwave, pembuat kopi, mesin cuci, dan mesin pencuci piring," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba menyebut Rusia memang memfokuskan serangannya untuk merusak infrastruktur energi Ukraina dan menebar ketakutan di kalangan warga sipil.
"Sedikitnya 20 orang tewas dan 108 terluka dalam serangan itu. Target utama serangan Rusia adalah fasilitas energi. Mereka telah menyerang banyak kemarin dan mereka kembali melakukan hal yang sama untuk menakuti warga kami," ujarnya.
Di sisi lain, Rusia terus membantah tuduhan yang menyatakan kesengajaan mereka menargetkan warga sipil sejak pasukannya menginvasi Ukraina pada Februari lalu.
BERITA TERKAIT: