Dihadapkan pada Tantangan Global, G20 Indonesia Harus Lahirkan Langkah yang Konkret

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Selasa, 11 Oktober 2022, 17:41 WIB
Dihadapkan pada Tantangan Global, G20 Indonesia Harus Lahirkan Langkah yang Konkret
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dalam webinar PPRA Lemhannas RI ke 64, pada Selasa (11/10)/Net
rmol news logo Untuk terus memastikan konektivitas rantai pasok global, Presidensi Indonesia di G20 memperkenalkan concrete deliverables atau daftar proposal proyek, program atau inisiatif nyata sebagai pendekatan baru untuk mencapai tujuan tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menyatakan, sebagai ketua dari forum ekonomi global, G20 di bawah presidensi Indonesia terus dihadapkan pada berbagai tantangan global.

"Presidensi Indonesia harus menghadapi pandemi yang belum selesai, konflik Ukraina, perubahan iklim, tingginya biaya hidup hingga inflasi. Kondisi tersebut telah menyebakan krisis di dua komoditas penting yakni pangan dan energi," ujarnya saat berpidato dalam webinar PPRA Lemhannas RI ke-64 pada Selasa (11/10).

Airlangga menyebut krisis yang dihadapi dunia saat ini telah sangat berdampak pada negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Sejak krisis global melanda, jumlah rawan pangan di Indonesia naik dari 135 juta sebelum pandemi menjadi 267 juta hanya dalam dua tahun. Efek dari perang Ukraina juga mendorong angka tersebut bertambah hingga 323 juga orang," jelasnya.

Mengutip ucapan Presiden Joko Widodo, Airlangga berharap G20 dapat memberikan solusi pada permasalahan global dan memastikan solidaritas guna mencapai hasil konkret.

"Sesuai dengan arahan presiden, kami memperkenalkan pendekatan baru yaitu concrete deliverables, yang merupakan proyek atau program atau inisiatif untuk memperoleh manfaat nyata dalam bentuk konkret yang diharapkan menjadi legacy indonesia di G20," ujarnya.

Untuk mendukung pendekatan tersebut, Indonesia sendiri menurut Airlangga terus memperbaiki masalah logistik dan rantai pasokan nasional agar menjadi efektif dan efisien dengan menempuh empat cara.

Pertama, dengan memprioritaskan bangunan infrastruktur dalam proyek strategis nasional mulai dari jalan, rel kereta api pelabuhan serta bandar udara untuk menjamin akses pasokan nasional terus terhubung.

Kedua, Indonesia terus mengembangkan kawasan ekonomi khusus untuk meningkatkan konektivitas antar pemangku kepentingan logistik.

Ketiga, pengembangan sistem digital yang terintegrasi dengan platform ekonomi logistik nasional, meliputi lalu lintas barang dan dokumen hingga daftar pelanggan.

Keempat, Indonesia sejauh ini telah mendorong peningkatan logistik dengan e-commerce dan inisiasi dari perusahaan start up untuk dapat berkolaborasi menjangkau logistik market place.

Terakhir, Airlangga mengimbau agar pemerintah, masyarakat, stakeholder dan lembaga leadership seperti Lemhannas perlu bersinergi lebih erat agar prioritas yang ingin dicapai dapat memberikan manfaat nyata bagi msyarakat indonesia dan dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA