Daftar tersebut dipublikasikan di situs web Kementerian Pertahanan sepanjang 87 halaman. Daftar mencakup nama, tanggal lahir, nomor paspor, dan pangkat sekitar 2.000 prajurit.
Tertulis jelas dalam dokumen itu: "Ingat! Semua penjahat perang akan diadili atas kejahatan yang dilakukan terhadap penduduk sipil Ukraina."
Mereka yang diduga terlibat langsung dalam melakukan kejahatan perang terhadap rakyat Ukraina di Bucha adalah prajurit dari 64 brigade senapan bermotor terpisah 35 Distrik Militer Timur OA.
Pihak berwenang Ukraina melaporkan puluhan warga sipil tewas ditemukan di Bucha, barat laut Kiev, setelah pasukan Rusia meninggalkan daerah itu. Gambar yang diambil oleh berbagai sumber mendokumentasikan bagaimana beberapa orang mati dengan tangan diikat.
Ukraina megklaim pasukan Rusia melakukan genosida di Ukraina, dan disambut dengan serempak oleh Barat yang kemudian berlomba-lomba kembali meluncurkan sanksi baru.
Prancis, Inggris, dan AS telah bersuara menyatakan amarahnya terhadap Rusia. Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, menggunakan tagar #BuchaMassacre ketika dia mengumumkan bahwa Uni Eropa sedang mempersiapkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.
Terlepas dari banyaknya bukti korban sipil massal di Bucha, Kremlin menolak keras tuduhan tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia membagikan unggahan dari saluran Telegram Pro-Kremlin War on Fakes yang menyebut pembantaian itu sebagai “kampanye media terkoordinasi.â€
Posting tersebut mengklaim bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret, dan gambar-gambar mayat bergeletakan muncul empat hari kemudian. Unggahan Telegram juga menyertakan video grafis yang diklaim sebagai bukti bahwa mayat telah ditempatkan di jalan-jalan untuk menimbulkan kemarahan publik, dan dari yang disebutkan 'ratusan' itu, beberapa sebenarnya adalah aktor yang berpura-pura mati, seperti dikutip dari Atlanticcouncil.
“Tidak ada satu pun penduduk lokal yang menderita karena tindakan kekerasan,†menurut Kementerian Pertahanan.
Ini mengulangi narasi bahwa rekaman warga sipil yang tewas hanya muncul empat hari setelah pasukan Rusia meninggalkan kota, dan menegaskan bahwa penduduk setempat telah diizinkan untuk pergi sebelumnya.
Pernyataan itu juga mengklaim bahwa mayat-mayat itu tidak menunjukkan tanda-tanda kaku atau pembusukan. Disimpulkan bahwa adegan di Bucha telah dipentaskan oleh “rezim Ukraina†untuk media Barat, dan Ukraina telah melakukan hal yang sama di Mariupol dan kota-kota lain.
Kementerian Pertahanan menyebut bahwa pembantaian Bucha sebagai “hoax lain oleh rezim Kiev untuk media Barat.â€
BERITA TERKAIT: