Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA) Suhail al-Mazroue mengatakan itu dengan mengungkapkan bahwa Rusia memproduksi sekitar 10 juta barel minyak per hari, yang menjadikannya anggota penting dari aliansi energi OPEC+.
“Kesampingkan dulu soal politik, volume itu diperlukan hari ini,†kata al-Mazrouei, selama forum energi di Dubai, seperti dikutip dari
RT. "Kecuali seseorang bersedia datang dan memberikan jumlah itu. (Namun) kami tidak melihat seseorang dapat menggantikan Rusia," tambahnya.
Rusia adalah pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi.
Setelah operasi militer Rusia di Ukraina, beberapa negara, yang dipimpin oleh AS, telah berjanji untuk berhenti membeli minyak dan gas Rusia.
Amerika Serikat, Eropa, dan lainnya telah meminta produsen minyak Teluk Arab untuk meningkatkan produksi dan membantu menurunkan harga minyak mentah, yang pada satu titik melonjak di atas 120 dolar AS per barel.
Badan Energi Internasional mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka telah memutuskan untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan daruratnya, mengatakan bahwa pasar minyak global sudah ketat dengan harga yang sangat fluktuatif dan persediaan komersial pada level terendah sejak 2014.
Namun, banyak yang menyatakan keraguan tentang apakah mungkin membuang sumber daya energi dari Rusia.
Pekan lalu, UE bahka memutuskan mundur dari memberlakukan embargo pada minyak mentah dan produk minyak Rusia, meskipun ada tekanan dari AS.
"Embargo langsung terhadap bahan bakar fosil Rusia dari satu hari ke hari berikutnya berarti menjerumuskan negara kita dan seluruh Eropa ke dalam resesi,†kata Kanselir Jerman Olaf Scholz pekan lalu.
Eropa mendapatkan hampir 30 persen minyak mentahnya dan sekitar 50 persen produk minyak buminya dari Rusia.
BERITA TERKAIT: