Manajer Insiden Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Abdi Mahamud, mengatakan hal itu disampaikan Mahamud kepada wartawan pada Selasa (4/1) waktu setempat.
Ditanya apakah diperlukan vaksin khusus untuk Omicron, Mahamud menjelaskan terlalu dini untuk mengatakannya tetapi menekankan bahwa keputusan tersebut memerlukan koordinasi global dan tidak boleh diserahkan kepada sektor komersial untuk memutuskan sendiri.
Mahamud juga mengatakan bahwa vaksin yang ada saat ini, termasuk Sinopharm dan Sinovac buatan China masih sanggup melindungi dari rawat inap yang parah karena varian Omicron.
Pernyataannya tentang pengurangan risiko penyakit parah berpadu dengan data lain, termasuk penelitian dari Afrika Selatan, salah satu negara pertama di mana Omicron terdeteksi.
Namun, Mahamud juga memberikan peringatan, menyebut penelitian di Afrika Selatan hanya sebagai "pencilan" karena negara tersebut memiliki populasi muda, di antara faktor-faktor lainnya.
BERITA TERKAIT: