Dengan aturan baru tersebut, penduduk dilarang meninggalkan kediaman mereka kecuali untuk alasan medis, dan jumlahnya dibatasi satu orang per-kepala keluarga.
Tidak ada kerangka waktu yang diberikan untuk aturan baru, yang diumumkan oleh kementerian kesehatan dan olahraga Dewan Administrasi Negara.
Mereka yang bepergian ke pekerjaan pemerintah dikecualikan dari aturan baru tersebut.
Daerah yang terkena dampak adalah rumah bagi lebih dari 2 juta orang, menurut sensus 2014, dan bergabung dengan kota-kota di negara bagian Chin barat dekat perbatasan India yang telah dikunci sejak Mei.
Penerapan peraturan baru tersebut merujuk pada laporan pihak berwenang yang mencatat ebih dari 1.500 kasus baru pada Kamis (1/7), naik dari sekitar 100 kasus per hari pada awal Juni.
Sistem perawatan kesehatan Myanmar telah berjuang untuk menanggapi Covid-19 bahkan sebelum kudeta Februari yang menggulingkan Aung San Suu Kyi.
Sebagian besar negara itu dikunci sebagian tahun lalu, meskipun penegakannya sering lemah di negara berkembang di mana banyak yang menghadapi pilihan tegas antara mengikuti peraturan dan memberi makan keluarga mereka.
Sejak kudeta, ribuan dokter, sukarelawan dan pegawai negeri telah bergabung dalam kampanye pembangkangan sipil massal untuk memprotes rezim militer.
Myanmar telah melaporkan 3.347 kematian terkait virus, meskipun angka sebenarnya cenderung lebih tinggi.
Pada hari Kamis media pemerintah melaporkan pemimpin junta Min Aung Hlaing telah setuju untuk membeli dua juta vaksin dari Rusia, tanpa menyebutkan jenis vaksinnya.
Seorang juru bicara dari Kementerian Kesehatan mengatakan pekan lalu bahwa pihak berwenang juga sedang bernegosiasi dengan China untuk membeli lebih banyak vaksin.
Myanmar telah berada dalam kekacauan sejak kudeta Februari, dengan lebih dari 880 warga sipil tewas dalam tindakan keras dan hampir 6.500 ditangkap, menurut kelompok pemantau lokal.
BERITA TERKAIT: