Hal itu terjadi pasca protes berujung ricuh dan bahkan menimbulkan korban jiwa, terjadi di negara tersebut. Protes itu sendiri dilakukan di beberapa distrik di Bangladesh dan sebagian besar dipimpin oleh anggota kelompok tersebut untuk menentang kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi akhir Maret lalu. Mereka menuding Modi memicu kekerasan komunal terhadap muslim di India.
Dalam unjuk rasa tersebut, setidaknya ada 13 orang pengunjuk rasa yang meninggal dunia.
Menindaklanjuti protes tersebut, Polisi menangkap ratusan anggota kelompok itu. Salah satu tokoh terkemuka dari kelompok itu adalah Mamunul Haque yang merupakan sekretaris gabungan Hefazat.
"Dia ditangkap atas tuduhan kekerasan oleh Hefazat-e-Islam," kata juru bicara polisi Ifetkharul Islam kepada
AFP.
Dia menjelaskan bahwa Haque adalah pemimpin senior ketujuh dari Hefazat yang ditangkap minggu ini.
Para pemimpin tersebut diperkirakan akan didakwa dengan pecahnya kekerasan selama protes dan demonstrasi anti-Modi Maret lalu serta aksi protes berdarah lainnya yang pernah terjadi tahun 2013 silam yang menewaskan hampir 50 orang.
Sebagai pengingat, unjuk rasa tahun 2013 di Dhaka dilakukan oleh ribuan pendukung Hefazat. Mereka menuntut undang-undang soal penistaan ​​agama. Sayangnya, aksi unjuk rasa tersebut berakhir dengan kerusuhan dan puluhan nyawa melayang.
Selain tujuh pemimpin top kelompok itu, sekitar 298 pendukung dan aktivis Hefazat lainnya juga diatangkap di distrik pedesaan timur Brahmanbaria di mana demonstrasi anti-Modi juga diadakan Maret lalu.
"Kami menangkap mereka dengan mengidentifikasi mereka melalui rekaman video," kata wakil kepala polisi Brahmanbaria, Mohammad Roish Uddin.
Menanggapi penangkapan massal tersebut, jurubicara Hefazat Jakaria Noman Foyezi mengatakan kepada
AFP bahwa klaim polisi terhadap mereka palsu dan dibuat-buat.
Sebagai informasi, Hefazat merupakan organisasi Islam garis keras terbesar di Bangladesh yang didirikan pada tahun 2010 lalu. Kelompok ini mendapat dukungan dari jutaan siswa dan guru di ribuan madrasah berpenduduk mayoritas Muslim.
BERITA TERKAIT: