Angka tersebut merupakan proyeksi hingga tahun yang berakhir pada Maret 2021. Sebelumnya, maskapai memperkirakan kerugian akan mencapai 240 miliar yen hingga 270 miliar yen.
"Pembatasan berat di seluruh dunia pada perjalanan internasional telah menyebabkan permintaan penumpang internasional hampir menghilang," kata maskapai dalam sebuah pernyataan yang dikutip
AFP.
"Banyak negara dan daerah yang menderita lagi dari pulihnya penyebaran (virus), yang membuat pemulihan permintaan penumpang internasional sulit untuk diramalkan," tambahnya.
Para periode April hingga Desember, Japan Airlines mencatat kerugian bersih sebesar 212,7 miliar yen, turun dari laba sebesar 74,8 miliar yen untuk periode yang sama tahun sebelumnya.
Pekan lalu, All Nippon Airways (ANA) mencatat rekor kerugian bersih mencapai 4,9 miliar dolar AS untuk tahun keuangan ini. Sementara kerugian bersih selama sembilan bulan mencapai 309,6 miliar yen. Itu adalah penurunan tajam dari laba sebesar 864 miliar yen dari tahun sebelumnya.
Pada Oktober, ANA mengumumkan rencana restrukturisasi besar-besaran, setelah mengumumkan akan menghentikan perekrutan untuk periode 2021/2022, dan tidak mengganti sekitar 3.000 pekerja yang pensiun setiap tahun.
BERITA TERKAIT: