Punya Tingkat Kematian 75 Persen, Virus Nipah Bisa Meledak Jadi Pandemi Kapan Saja

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 31 Januari 2021, 08:33 WIB
Punya Tingkat Kematian 75 Persen, Virus Nipah Bisa Meledak Jadi Pandemi Kapan Saja
Virus Nipah/Net
rmol news logo Virus Nipah yang diidentifikasi di China dilaporkan memiliki tingkat kematian hingga 75 persen. Virus tersebut berpotensi menjadi pandemi selanjutnya.

Laporan Access to Medicine Foundation yang dikutip The Guardian pada Sabtu (30/1) menunjukkan, virus langka tersebut disebarkan oleh kelelawar buat, yang dapat menyebabkan gejala mirip flu dan kerusakan otak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus itu dapat menyebabkan ensefalitis atau radang otak. Di mana perawatan yang biasa digunakan adalah perawatan suportif.

“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. Nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat," ujar Direktur Eksekutif Access to Medicine, Jayasree J Iyer.

Wabah virus Nipah terjadi di negara bagian selatan India, Kerala, pada 2018 dan merenggut 17 nyawa. Pada saat itu, negara-negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk sementara melarang impor buah, sayuran beku dan olahan dari Kerala sebagai akibat dari wabah di sana.

Saat itu, pejabat kesehatan percaya bahwa wabah Nipah di Bangladesh dan India mungkin terkait dengan minum jus kurma.

Laporan Access to Medicine juga menunjukkan, terdapat ketidaksetaraan luar biasa pada akses ke obat-obatan yang dapa merusak kesehatan masyarakat.

"Namun, setelah bertahun-tahun mendorong perencanaan akses, kami sekarang melihat pergeseran strategis ke arah ini," pungkas Iyer. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA