Marah, China Sebut Amerika Serikat Sebagai Pelanggar HAM Terbaik Di Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 17 Juli 2020, 06:35 WIB
Marah, China Sebut Amerika Serikat Sebagai Pelanggar HAM Terbaik Di Dunia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying/Net
rmol news logo China yang marah atas pemberlakuan pembatasan visa yang dilakukan oleh Washington kepada para pejabat Huawei, mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah pelanggar hak asasi manusia terbaik dunia. China juga menyebut semua tuduhan pelanggaran HAM yang di alamatkan kepada Tiongkok merupakan sebuah kebohongan terbesar abad ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying pada jumpa pers reguler hari Kamis (16/7), mengatakan, sementara AS telah berbicara tentang hak asasi manusia sepanjang waktu, tindakannya justru menunjukkan hal yang sebaliknya.

"Tuduhan HAM AS terhadap China adalah kebohongan terbesar abad ini, dan orang-orang Amerika harus bersedih oleh pejabat mereka yang penuh kebohongan," katanya, seperti dikutip dari GT, Kamis (16/7).

Hua menunjukkan bagaimana AS berkinerja buruk pada serangkaian masalah hak asasi manusia, termasuk pembantaian penduduk asli, melancarkan operasi militer dan perang di berbagai negara dan kegagalan mempertahankan hak asasi manusia kelompok minoritas.

Mengutip CGTN, Juru bicara China itu juga mengatakan, orang-orang China adalah yang paling mampu menilai kinerja HAM China, bukan politisi A.S.

Sehari sebelumnya, AS memberlakukan pembatasan visa pada karyawan tertentu dari perusahaan teknologi Huawei atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Partai Komunis China di wilayah Xinjiang barat laut China, rumah bagi komunitas Muslim etnis Uighur.

"Sebagai negara paling kuat di dunia, apa lagi yang bisa AS lakukan? Kesan macam apa yang dapat ia tinggalkan di dunia? Keputusan AS melanggar norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional dan merusak citranya sebagai kekuatan utama," kata Chunying pada konferensi pers di Beijing.

Huawei menyatakan kekecewaannya atas peraturan pembatasan visa, padahal mereka mengklaim perusahaan itu bekerja secara independen dan tak ada kaitannya dengan pemerintah China dan sepenuhnya sebagai milik pribadi dan karyawan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA