Manajer Kampanye Trump, Brad Parscale, sebelum acara digelar mengaku, pihaknya mendapat lebih dari satu juta permintaan tiket.
Sayangnya, pernyataan tersebut tidak terwujud karena dari berbagai foto, terlihat kursi di Bank of Oklahoma Center, yang menjadi tempat kampanye Trump, kosong melompong. Departemen Pemadam Kebakaran Tulsa menyebut, hanya ada sekitar 6.200 orang yang hadir dalam kampanye tersebut.
Tim kampanye sendiri berdalih, kosongnya kursi tersebut karena adanya lonjakan kasus Covid-19 di Tulsa dan adanya gangguan dari para demonstran anti-rasisme di luar gedung.
Namun, kampanye Trump pada akhir pekan tersebut juga diperkirakan kacau karena ulah para penggemar musik pop Korea (K-Pop) dan pengguna TikTok (TikTokers).
Para K-Pop dan TikTokers tersebut berhasil menyabotase kampanye Trump dengan membeli sejumlah besar tiket online gratis tanpa niat untuk datang.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan pernyataan Parscale di mana ia mengatakan, timnya mendapatkan puluhan ribu nomor telepon palsu yang digunakan untuk mendaftarkan tiket online.
“Kaum Kiri selalu membodohi diri mereka dengan berpikir bahwa mereka pintar. Mendaftar untuk kampanye hanya berarti Anda sudah reservasi dengan nomor ponsel. Tapi kami berterima kasih kepada mereka untuk informasi kontak mereka," ujar jurubicara kampanye Trump, Tim Murtaugh.
Sebelumnya pada Selasa lalu (17/6),
CNN melaporkan, video TikTok dengan akun milik Mary Jo Laupp mengajak orang-orang untuk membeli tiket tanpa hadir di kampanye Trump. Ia tampaknya menjadi pemimpin gerakan sabotase tersebut, karena video tersebut sudah disukai oleh lebih dari 700.000 akun.
Dua orang penggemar K-Pop kepada
Reuters, mengaku mereka masing-masing telah mendaftarkan tiket online masing-masing untuk dua tempat, tanpa nama dan nomor asli mereka.
"Saya mendengarnya pertama hanya dari penggemar BTS dan kemudian setelah saya lihat, itu sampai ke TikTok. Saya pikir, oh ya, ini akan meledak," ujar Raq, seorang penggemar K-Pop berusia 22 tahun dan pemilih Demokrat.
BERITA TERKAIT: