Retno mengatakan, saat ini dunia sangat membutuhkan kerja sama, sinergi, dan multilateralisme untuk menangkal pandemik Covid-19.
"Dengan multilateralisme, semua orang punya perlindungan dari sistem. Walaupun memang dalam praktiknya tidak selalu menghasilkan apa yang kita inginkan," ujar Retno dalam webinar FPCI “Indonesia’s Foreign Policy in Addressing the Threat of Covid-19†pada Jumat (8/5).
"Tapi setidaknya, ada sistem yang melindungi semua negara, terlepas apakah itu negara miskin, kaya, kuat, atau pun lemah," tambahnya menjelaskan.
Retno menjelaskan, walaupun PBB sudah 75 tahun berdiri, organisasi maupun badan terkait lainnya, terutama WHO, masih belum bisa mencegah pandemik Covid-19 terjadi. Itu dikarenakan banyak hal yang tidak bisa diperkirakan.
Kendati begitu, dengan adanya pandemik ini, Retno menjelaskan, bisa terjadi restrukturisasi dalam tubuh WHO untuk memperkuat institusi tersebut, alih-alih dilemahkan.
"WHO bisa diperkuat, alih-alih dilemahkan. Itu untuk melayani semua orang. Bukan untuk beberapa negara atau anggota tertentu. Bukan hanya WHO, tapi juga institusi lain," papar Retno.
"Kita harus meningkatkan kerja sama, sinergi agar WHO bisa lebih diperkuat dan lebih baik di masa depan," lanjutnya.
Pernyataan Retno sendiri adalah jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh Dutabesar China untuk Indonesia, Xiao Qian. Xiao mempertanyakan perihal pandangan Indonesia terkait tanggapan awal dari WHO ketika pandemik Covid-19 terjadi.