Tidak mengherankan, pasalnya, virus yang juga dikenal dengan nama Covid-19 ini telah menginfeksi lebih dari 3.700 orang di negeri ginseng. Jumlah itu membuat Korea Selatan menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona di luar China.
Demi meredam penularan lebih lanjut, otoritas Korea Selatan berupaya mengendalikan pertemuan publik, termasuk dengan menutup pintu gereja.
Di ibukota Korea Selatan, Seoul, ratusan ribu jemaat di Gereja Yoido Full Gospel tidak bisa menjalankan misa seperti biasa akhir pekan ini (Minggu, 1/3) karena pintu gereja ditutup. Sebagai gantinya, ibadah dilakukan secara online.
"Saya telah mendengar tidak akan ada layanan, tetapi hanya datang untuk memeriksa karena saya tinggal di dekatnya, tapi ya, itu sangat kosong," kata Song Young-koo, ketika dia meninggalkan gereja terbesar di Korea Selatan itu
"Ini adalah keputusan yang bijaksana untuk melakukannya (ibadah) secara online, karena virus akan dengan mudah menyebar di pertemuan-pertemuan massal dan gereja tidak terkecuali," sambungnya seperti dimuat
Reuters.
Bukan hanya itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah 236 tahun, gereja Katolik Korea Selatan memutuskan untuk menghentikan massa di lebih dari 1.700 lokasi di seluruh negeri.
Bukan hanya gereja, kuil-kuil Buddha juga membatalkan acara secara massal demi menghindari penularan virus mematikan tersebut.
BERITA TERKAIT: