Peristiwa ini terjadi pada acara kebaktian yang berlangsung di stadion di wilayah Tanzania utara, di Kota Moshi dekat lereng Gunung Kilimanjaro.
Jemaat yang berdesakkan saling dorong untuk menerobos antrian demi kesempatan mendapatkan "minyak yang diberkati", demikian laporan pejabat setempat, seperti dituliskan Reuters, Minggu (2/2).
Jumlah jemaat yang ratusan itu terus berdesak-desak sehingga membuat beberapa orang terjatuh dan terinjak. Disusul dengan keributan dan kericuhan, korban pun berjatuhan. Peristiwa mengenaskan itu terjadi pada Sabtu, (1/1).
"Dua puluh orang meninggal dan 16 lainnya cedera dalam insiden itu," kata komisioner Moshi, Kippi Warioba, mengutip Reuters.
Ia menyebutkan lima dari para korban jiwa itu adalah anak-anak.
"Banyak orang terinjak ketika para anggota jemaat berebutan diurapi dengan minyak yang diberkati," kata Warioba.
Insiden terjadi pada malam hari. Warioba mengkhawatirkan jumlah akan bertambah dari orang-orang terluka yang saat ini sedang dirawat ke rumah sakit.
“Kami masih mempelajari situasinya," kata Warioba lagi.
Para jemaat terpesona dengan janji-janji Pastor Boniface Mwamposa yang mengatakan jemaat yang mendapat minyak pemberkatan akan sembuh dari berbagai penyakit dan hidup sejahtera.