Steele (30) membangun gua salju untuk tempat berlindung sementara. Ia hanya mampu menyelamatkan kantong tidur, mantel, dan beberapa makanan kaleng dari api kebakaran tersebut.
Rekaman helikopter yang dirilis oleh Alaska State Troopers menunjukkan Steele melambaikan tangan, dengan tanda SOS di atas salju, setelah upaya penyelamatan dilakukan lantaran ia tak kunjung menghubungi keluarganya selama tiga minggu.
Di Minggu ketiga, Steele berhasil ditemukan tim penyelamat dalam keadaan payah.
"Kesalahan yang saya buat, saya tergesa-gesa dan saya menaruh sepotong besar karton di atas kompor untuk menyalakan api," kata Steele, seperti yang disebut di laman AFP pada Senin (13/1).
"Percikan api lalu membesar dan mulai membakar atap," kata Steele.
Dia terbangun di tengah malam setelah mendengar suara lelehan plastik yang mendesis. Mengetahui kabinnya terbakar, ia langsung keluar rumah yang saat itu bersuhu minus 26 derajat Celcius.
"Saya tidak bisa berkata apa-apa, saya hanya bisa menjerit," kisah Steele.
Steele menggambarkan bagaimana kabinnya terbakar hebat hingga kobarannya terdengar menderu dan dia mencoba memadamkan api dengan melemparkan salju ke kabinnya sampai dini hari.
Steele memberikan keterangan kepada unit State Troopers. Steele memberi tahu bagaimana teleponnya gagal menghubungi bantuan dan sepatu saljunya hilang dalam kobaran api. Ia bertahan agar tetap hidup.
"Kupikir saya bisa bertahan hidup dengan makan dua makanan kaleng selama 30 hari. Tapi banyak kaleng yang sudah terbuka akibat kebakaran."
Salju turun dengan deras dan menahannya keluar dari hutan. Dia tinggal sendirian di pondok - awalnya dibangun oleh veteran Perang Vietnam - di Susitna Valley sejak September, dan dia tidak memiliki peta.
Setelah berhasil selamat, Steele mengatakan akan tinggal bersama orang tuanya di Salt Lake City sambil memulihkan kesehatannya.
BERITA TERKAIT: