Dia diketahui memulai pelariannya yang menakjubkan dari tahanan rumah dengan naik kereta cepat Shinkansen dari Tokyo ke Osaka, Jepang. Kemungkinan, saat melakukan aksi tersebut, dia ditemani oleh beberapa orang.
Hal tersebut pertama kali diungkap oleh kantor berita Jepang, Kyodo, mengutip sumber anonim yang dekat dengan masalah tersebut, awal pekan ini (Senin, 6/1).
Sementara itu, rekaman kamera CCTV menunjukkan Ghosn meninggalkan rumahnya pada 29 Desember sekitar jam 2:30 siang waktu setempat.
Beberapa jam kemudian, Ghosn tiba Stasiun Shinagawa Tokyo, di mana dia kemudian naik kereta Shinkansen ke Stasiun Shin Osaka.
Sesampainya di Stasiun SHin Osaka, dia kemudian melanjutkan perjalanan dengan mobil ke ke sebuah hotel di dekat Bandara Internasional Kansai Osaka, di mana dia lalu naik jet pribadi pada pukul 11:10 dengan tujuan akhir Lebanon.
Kaburnya Ghosn menjadi pemberitaan utama di akhir tahun lalu. Pasalnya, dia dilarang meninggalkan Jepang sambil menunggu persidangan atas tuduhan pelanggaran keuangan.
Dia membantah semua tuduhan itu dan menyebut bahwa sistem peradilan telah mencurangi dirinya.
Saat ini, jaksa di Jepang sedang bekerja dengan polisi untuk menyatukan rute Ghosn dan mencari tahu siapa yang membantunya.
Sementara itu, pemerintah Jepang juga masih berupaya sebisa mungkin mendesak agar Lebanon mau mengekstradisi Ghosn. Jepang dan Lebanon sendiri diketahui tidak memiliki perjanjian ekstradisi.