Mereka geram dengan adanya 'pedagang paralel' dari China yang membeli barang bebas bea dengan jumlah besar di Hong Kong untuk kemudian dijual kembali di daratan dengan nilai yang lebih besar.
Pada Minggu (5/1), pengunjuk rasa memadati wilayah perbatasan, bahkan aksi ini juga diikuti sejumlah anak-anak di bawah umur. Mereka juga membawa serta spanduk dan meneriakkan slogan-slogan yang selama ini akrab didengar.
"Bebaskan Hong Kong, revolusi zaman kita!" dan "Patriot menggunakan produk buatan China, jangan berdagang paralel!".
Aksi ini dikawal aparat kepolisian setempat lengkap denga peralatan antihuru-hara. Mereka bersiaga dengan berdiri di stasiun kereta kota dan di beberapa daerah di sepanjang rute pawai yang telah direncanakan.
Dilansir
Channel News Asia, sejumlah toko juga tutup sebagai ungkapan kemarahan warga.
"Orang China daratan datang ke sini membawa tas-tas mereka yang membuat harga sewa naik. Itu membuat segalanya lebih mahal bagi warga Hong Kong," ujar seorang pengunjuk rasa bernama Jasmin.
"Aku ingin pemerintah tahu bahwa mereka (orang China daratan) telalu banyak datang ke sini," lanjutnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: