Hal ini menambah panas situasi, di tengah tuduhan atas intimidasi dan campur tangan China di pemilihan umum Taiwan. Pihak China sendiri telah membenarkan kapal induknya berlayar melalui Selat Taiwan untuk pelatihan dan tes rutin.
Senin (18/11), China mengonfirmasi kapal induk yang tidak disebutkan namanya itu telah melalui Selat Taiwan. Bahkan mereka mengaku akan menambah kekuatan besar-besaran bagi angkatan lautnya untuk menghadapi ketegangan dengan Taiwan dan negara-negara di sekitar Laut China Selatan.
Sementara itu, menurut Jurubicara Angkatan Laut China, Cheng Dewei dalam akun media sosial resminya, kapal itu hanya melintasi Selat Taiwan pada Minggu (17/11) sebelum memasuki Laut China Selatan untuk melakukan tes rutin.
"Itu tidak ditujukan pada target spesifik dan tidak ada hubungannya dengan situasi saat ini," ujar Cheng seperti yang dimuat oleh
Channel News Asia. Menanggapi pengerahan kapal induk China, Minggu (17/11), Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengungkapkan bahwa China bermaksud untuk campur tangan dalam pemilihan di Taiwan.
Dilema keamanan ini kemudian diperparah oleh Amerika Serikat. Di mana Menteri Pertahanan AS Mark Esper secara terbuka menuduh China menggunakan paksaan dan intimidasi untuk mendukung tujuan strategisnya.
Sedangkan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe mengungkapkan pengerahan kapal itu untuk merespons kekuatan AS di LCS dan agar tidak memprovokasi ketegangan di kawasan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.