Dilansir
Al Jazeera, pertemuan tersebut terjadi sehari setelah utusan khusus AS, Zalmay Khalilzad tiba di Doha dengan membahas persoalan utamanya, yakni penarikan pasukan AS dan pasukan asing lainnya dari Afganistan serta komitmen Taliban tidak menggunakan Afganistan sebagai landasan serangan global.
Negosiasi damai Taliban dan AS dimulai Oktober tahun lalu dengan dua poin penting. Pertama, negosiasi terpisah antara perwakilan Afganistan dan Taliban mengenai gencatan senjata permanen. Kedua, pembagian kekuasaan di negera Asia Tengah.
Hingga saat ini, Taliban sendiri enggan melakukan pembicaraan dengan pemerintah Afganistan yang dianggapnya sebagai rezim boneka. Menurut Taliban, melakukan pembicaraan akan memberikan legitimasi lebih bagi pemerintahan Afganistan.
Menurut Jurubicara pertemuan tersebut, Zabihullah Mujahid, komandan pasukan AS sekaligus komandan misi NATO di Afganistan, Jenderal Scott Miller juga hadir dalam pertemuan di Ibukota Qatar tersebut.
Sedangkan dalam perundingan kedelapan pekan lalu, seorang wakil Taliban mengatakan bahwa kesepakatan damai sudah dekat meski tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Diketahui terdapat sekitar 14.000 tentara AS dan 17.000 tentara dari 39 negara sekutu yang bergabung dalam NATO berada di Afganistan dalam peran non-tempur saat ini. Presiden Trump mengatakan, perang menahun ini sudah merugikan negara sehingga secepatnya harus diakhiri.
BERITA TERKAIT: