"Ini akan menjadi latihan bersama yang dipimpin oleh UNHCR," kata Komisioner Pengungsi dan Pemulihan Bangladesh, Abul Kalam pada Senin (19/8) seperti dimuat
Al Jazeera.
Untuk diketahui, lebih dari 730 ribu warga Rohingya melarikan diri dari Rakhine ke kamp-kamp di Bangladesh setelah tindakan keras yang dipimpin militer pada Agustus 2017 lalu. PBB mengatakan bahwa tindakan keras itu dilakukan dengan niat genosida.
Pasca kekerasan itu, ada upaya pemulangan kembali warga Rohingya ke rumah mereka. Namun banyak pengungsi Rohingya yang menolak untuk kembali, karena masih takut akan terjadi kekerasan.
Setelah upaya pemulangan gagal, kini upaya pemulangan kembali dilakukan dengan cara mendata pengungsi Rohingya yang dianggap layak pulang.
Jurubicara pemerintah Myanmar, Zaw Htay mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki daftar 3.450 warga Rohingya dari Bangladesh yang dinyatakan dapat pulang.
"Kami telah bernegosiasi dengan Bangladesh untuk menerima 3.450 orang ini pada 22 Agustus," katanya, seraya menambahkan mereka akan dibagi menjadi tujuh kelompok untuk dipulangkan.
Zaw Htay mengatakan, para pejabat telah memeriksa daftar itu untuk menentukan apakah para pengungsi itu benar tinggal di Myanmar atau tidak dan apakah mereka terlibat dalam serangan terhadap militer atau tidak.
BERITA TERKAIT: