Para negosiator kedua negara ini bahkan bersiap untuk memulai kembali pembicaraan mengenai kesepakatan perdagangan bebas.
Diberitakan oleh
AFP, menurut statistik Kementerian Keuangan Jepang, Negeri Matahari Terbit ini mengalami surplus sebesar 15,6 persen dari tahun ke tahun. Dalam lima bulan belakangan bahkan mengalami kenaikan berturut-turut.
Jepang sendiri mengalami kenaikan perdagangan dengan AS menjadi 5,5 miliar dolar AS pada bulan Juli lalu.
Kenaikan surplus perdagangan tersebut diindikasi karena angka ekspor ke AS mengalami kenaikan hingga 8,4 persen yang didorong oleh industri pembuat chip dan mesin konstruksi. Meski demikian, ekspor AS ke Jepang juga meningkat 3,5 persen yang dipimpin oleh industri pesawat terbang dan minyak mentah.
Walaupun mengalami surplus dengan AS, data menunjukkan bahwa Jepang mengalami defisit perdagangan secara keseluruhan 2,35 miliar dolar AS. Defisit perdagangan antara Jepang dan China mencapai 3,61 miliar dolar AS, sedangan dengan Uni Eropa menyentuh kerugian kurang lebih 640 juta dolar AS.
Meski dikenal dekat, namun AS meyakini bahwa Jepang memiliki keuntungan dalam perdagangan bilateral sehingga menyerukan hubungan dagang yang lebih adil. Dalam kunjungannya ke Jepang Mei lalu, Trump berharap ada beberapa hal yang disepakati dalam negosiasi kedua belah pihak pada bulan Agustus.
Diketahui, Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dijadwalkan akan bertemu Rabu (21/8) dan Kamis (22/8) di Washington.
BERITA TERKAIT: