Sebelumnya, Australia sempat mendapat kritikan dari negara-negara Pasifik karena mengizinkan tambang batu bara raksasa berdiri di Queensland.
Pihak Australia pun langsung merespons dengan mengeluarkan rencana menggelontorkan ratusan juta dolar Australia untuk investasi energi terbarukan dan ketahanan iklim bagi negara-negara di wilayah tersebut.
Sayangnya, langkah Australia ini diendus organisasi internasional pencinta lingkungan, Greenpeace, sebagai sebuah upaya pengalihan. Karena ada target lain yang diincar Australia dari rencana tersebut.
Greenpeace mengatakan bahwa 'paket' dana yang diberikan oleh Australia tersebut tidak lebih dari sebuah pengalihan sekaligus 'tamparan di wajah' para pemimpin regional.
Hal tersebut memang tak lepas dari ketakutan Australia terhadap pengaruh China di kawasan Pasifik. Sehingga mereka berani mengambil sikap terhadap upaya China tersebut.
"Trik 'akuntansi' 500 juta dolar Australia tidak akan melakukan apa-apa untuk mengatasi penyebab krisis iklim yang mengancam kelangsungan hidup seluruh Pasifik," ujar Ketua Greenpeace Pasifik, Joseph Moeono-Kolio dalam sebuah pernyataan.
Greenpeace menegaskan bahwa langkah yang diambil Australia adalah untuk mengambil kembali pengaruhnya di Asia Pasifik, melalui strategi 'step-up' atau peningkatan energi di wilayah tersebut.
Untuk menguatkan usahanya tersebut, Australia saat ini terus melakukan pendekatan terhadap negara-negara Pasifik. Di antaranya dengan hadir langsung dalam Forum Kepulauan Pasifik (PIF) di Tuvalu yang dimulai pada hari ini.
BERITA TERKAIT: