Kelompok Bayangan Ini Klaim Bobol Kedubes Korut Di Spanyol, AS Bantah Terlibat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 27 Maret 2019, 18:59 WIB
Kelompok Bayangan Ini Klaim Bobol Kedubes Korut Di Spanyol, AS Bantah Terlibat
Korea Utara/Net
rmol news logo Sebuah kelompok bayangan bernama Pertahanan Sipil Cheollima mengklaim berada di balik pembobolan kedutaan Korea Utara di Spanyol bulan lalu. Kelompok yang mengklaim mengusung hak asasi manusia itu dilaporkan melarikan diri dengan membawa komputer, telepon, dan cakram keras.
 
Pembobolan itu terjadi hanya beberapa hari sebelum pertemuan puncak penting antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hanoi, Vietnam.
 
Kelompok itu dalam sebuah keterangan online, seperti dimuat BBC (Rabu, 27/3) membantah menggunakan kekuatan dan mengatakan hal itu bukan serangan.
 
Namun, seorang hakim pengadilan tinggi Spanyol mengatakan 10 penyerang memborgol, memukul dan menginterogasi staf kedutaan dalam insiden pada 22 Februari lalu.
 
Masih belum jelas mengapa serangan itu dilakukan. Namun Cheollima menulis online bahwa pihaknya menanggapi situasi mendesak di kedutaan Madrid.
 
Mereka juga mengklaim berbagi informasi dengan nilai potensial yang sangat besar dengan agen intelijen Amerika Serikat, FBI.
 
Merujuk pada dekrit rahasia tentang investigasi yang diangkat Hakim José de la Mata, pembobolan dimulai pada pukul 16:34 waktu setempat. Sebagian besar penyusup melarikan diri pada pukul 21:40.
 
Hakim mengatakan kelompok itu telah mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota gerakan hak asasi manusia yang berusaha membebaskan Korea Utara.
 
Salah satu anggota kelompok itu bernama Adrian Hong Chang. Dia diduga memperoleh akses ke kedutaan dengan meminta untuk melihat atase komersial, yang dia temui sebelumnya untuk membahas masalah bisnis.
 
Dua anggota lain dari kelompok pembobolan itu bernama warga negara Amerika Serikat Sam Ryu, dan seorang warga Korea Selatan, Woo Ran Lee.
 
Dokumen pengadilan menunjukkan, mereka berpisah menjadi empat kelompok dan menuju ke Portugal.
 
Sumber yang dekat dengan penyelidikan dilaporkan mengatakan kepada surat kabar Spanyol El País, bahwa operasi itu direncanakan dengan sempurna, seolah-olah oleh "sel militer". Para penyerang tampaknya tahu apa yang mereka cari.
 
Pihak berwenang Spanyol mencurigai agen intelijen Amerika Serikat dan sekutu mereka mungkin terlibat dalam serangan itu.
 
Namun ditanya soal apakah ada keterlibatan pemerintah Amerika Serikat dalam pembobolan itu, jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Robert Palladino membantahnya.
 
"Pemerintah Amerika Serikat tidak ada hubungannya dengan ini," jelasnya (Selasa, 26/3). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA