Kedua maskapai itu adalah China Eastern dan Xiamen Airlines. Maskapai tersebut sebelumnya telah merencanakan 176 penerbangan ekstra pulang-pergi selama liburan Tahun Baru Imlek.
Namun Taiwan menolak memberikan otorisasi atas penerbangan tersebut. Padahal puluhan ribu orang telah memesan tiket untuk penerbangan tersebut.
Situasi tersebut berpotensi membuat ribuan penumpang terdampar ketika hendak pulang kampung atau berlibur di momen Tahun Baru Imlek.
Dalam pernyataannya, kedua maskapai tersebut mengatakan bahwa mereka tidak memiliki pilihan selain meninggalkan rencana penerbangan.
Pemerintah Taiwan telah meningkatkan kemungkinan menggunakan pesawat militer untuk membawa pulang orang-orang yang ingin pulang ke rumah.
Sementara itu calon penumpang yang ingin melakukan perjalanan antara daratan dan pulau itu kemungkinan juga akan terbang melalui Hong Kong atau Macau.
Atau mereka bisa memilih maskapai China atau maskapai Taiwan yang belum menggunakan rute baru, meski tiket akan sulit didapat.
Penolakan otorisasi itu sendiri dilakukan Taiwan setelah China membuka beberapa rute udara baru yang digunakan oleh China Eastern dan Xiamen Airlines dan disengketakan oleh Taiwan.
Dikabarkan
BBC, Taiwan mengatakan tindakan China membahayakan keamanan penerbangan, dan menentang kesepakatan 2015 untuk membahas jalur penerbangan tersebut sebelum mereka mulai beroperasi.
Di antara rute baru yang dibuka China adalah rute utara yang dikenal sebagai M503, yang melintasi Selat Taiwan yang memisahkan China dari pulau tersebut.
Namun Beijing menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk meluncurkan rute tersebut, termasuk M503, yang menurutnya dirancang oleh China bekerjasama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain pada tahun 2007.
China pun menegaskan tidak ada bahaya keamanan dan tujuan pembukaan rute baru itu adalah untuk mengurangi kemacetan hanya akan digunakan untuk penerbangan sipil.
[mel]
BERITA TERKAIT: