Begitu kritik dari perwakilan Demokrat Amerika Serikat di Hawaii, Tulsi Gabbard.
"Ya bahwa alarm palsu terjadi dan kita harus memperbaikinya, tapi kita harus menggarisbawahinya di sini, mengapa warga Hawaii dan Amerika Serikat menghadapi ancaman nuklir yang datang dari Korea Utara?" kata Gabbard.
"Dan apa yang presiden ini lakukan, segera, untuk menghilangkan ancaman itu?" tambahnya.
Pada saat alarm palsu itu berbunyi, Trump diketahui berada di lapangan golf di Florida.
Saat alarm palsu berbunyi, selang 38 menit kemudian baru ada ralat dari otoritas setempat dan mengatakan bahwa itu adalah sebuah kesalahan.
"Hawaii baru saja memulai beberapa bulan yang lalu sirene serangan nuklir bulanan ini sebagai ujian," kata Gabbard.
Dia menambahkan bahwa orang-orang yang mendapat pesan tersebut mengalami campur aduk karena hanya memiliki wkatu 15 menit untuk berlindung.
"Hal ini tidak dapat diterima, tapi ini benar-benar menyoroti kenyataan nyata yang dihadapi orang-orang Hawaii," kata Gabbard.
"Saya telah meminta Presiden Trump untuk bernegosiasi langsung dengan Korea Utara, untuk duduk di seberang meja dari Kim Jong-un, mengatasi perbedaan sehingga kita bisa membangun jalur menuju denuklirisasi, untuk menghapus ancaman ini," jelasnya seperti dimuat
The Guardian.
Dia menambahkan bahwa seharusnya tidak ada prasyarat untuk perundingan semacam itu, yang berarti bahwa Korea Utara seharusnya tidak harus melepaskan senjata nuklirnya terlebih dahulu sesuai tuntutan Amerika Serikat untuk bisa memulai perundingan.
[mel]
BERITA TERKAIT: