Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menjelaskan bahwa Turki dan Ukraina merupakan dua negara yang bisa mendapatkan keuntungan dari model tersebut.
Menurutnya, dia tidak melihat kemungkinan dua negara tersebut bergabung dengan Uni Eropa dalam waktu dekat, jadi diperlukan bentuk alternatif untuk kerjasama yang lebih dekat.
"Jika kita bisa mencapai kesepakatan yang cerdas dengan Inggris Raya yang menguraikan hubungannya dengan Eropa setelah Brexit, maka itu bisa menjadi model bagi negara lain," katanya seperti dimuat
BBC.
Dia meramalkan bentuk persatuan bea cukai yang baru dan lebih dekat dengan Turki, asalkan situasi di negara tersebut berubah.
Hingga saat ini, hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa, yang akan hengkang pada 29 Maret 2019, masih dinegosiasikan.
Kedua belah pihak sepakat bulan ini mengenai tiga isu "perceraian" yang memulai tahap pertama negosiasi yakni terkait berapa banyak hutang Inggris terhadap Uni Eropa, apa yang terjadi pada perbatasan Irlandia Utara dan apa yang terjadi pada warga negara Inggris yang tinggal di tempat lain di Uni Eropa.
Pada bulan Juni 2016, Inggris memilih dalam sebuah referendum untuk meninggalkan Uni Eropa setelah lebih dari empat dekade keanggotaan.
[mel]
BERITA TERKAIT: