Juru bicara Kementerian Tambang dan Energi Kamboja Meng Sakheata mengatakan bahwa langkah tersebut diambil dengan alasan mempertimbangkan lingkungan.
"Kekhawatiran mereka benar bahwa risikonya sangat besar, jadi kementerian memutuskan untuk melarang ekspor pasir dan pengerukan pasir skala besar," jelasnya seperti dimuat
BBC.
Langkah ini membuat was-was Singapura. Pasalnya, Singapura telah menggunakan pasir dari Kamboja selama bertahun-tahun.
Pasir tersebut digunakan sebagai bagian dari reklamasi lahan di Singapura.
Diketahui bahwa Singapura telah memperluas wilayahnya lebih dari 20 persen sejak merdeka pada tahun 1965, dan menganggap reklamasi merupakan strategi utama untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi.
Pasir sangat penting untuk reklamasi, namun pada proyek-proyek baru-baru ini Singapura telah mulai bereksperimen dengan teknik yang membutuhkan sedikit pasir.
Proyek reklamasi negara dibangun oleh kontraktor swasta, yang harus mematuhi peraturan impor pasir yang mencakup tindakan perlindungan lingkungan.
Menurut data PBB, Singapura telah mengimpor lebih dari 72 juta ton pasir dari Kamboja sejak 2007.
Angka itu bertentangan dengan jumlah pemerintah Kamboja, yang mengatakan bahwa Singapura mengimpor hanya 16 juta ton pada periode tersebut.
[mel]
BERITA TERKAIT: