JENDELA DUNIA

Iran Janji Sisakan Mekkah & Madinah

Ancam Serang Saudi

Selasa, 09 Mei 2017, 08:52 WIB
Iran Janji Sisakan Mekkah & Madinah
Foto/Net
rmol news logo Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali memanas. Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan menegaskan negaranya akan balas menyerang Arab Saudi jika negara tersebut melakukan serangan terhadap sekutunya, Yaman. Dehghan bilang, sebagian besar wilayah Saudi akan dibumihanguskan kecuali Mekkah dan Madinah.

"Mereka pikir bisa melakukan sesuatu dengan mudah karena memilki angkatan udara," kata Dehghan, seperti dikutip dari kantor berita Tasnim yang dilansir dari laman Reuters, kemarin.

Pernyataan ini diungkapkan Dehghan merujuk pada serangan pesawat tempur Saudi yang secara berkala dilakukan kepada sekutu Iran di Yaman, yakni pasukan Houthi yang telah menguasai Sanaa. Omongan Dehghan ini juga sekaligus membalas Wakil Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman tentang persaingan pengaruh antara Muslim Sunni dan Syiah yang seharusnya terjadi di Iran bukan di Saudi.

"Kami paham tujuan rezim Iran. Sebelum mereka menggelar pertempuran di Arab Saudi, lebih baik medan tempur berada di sana," ujar Mohammed dalam sebuah pernyataan terang-terangan di televisi pemerintah, Selasa, 2 Mei.

Seperti diketahui, Iran dan Saudi memang bersaing untuk mendapat pengaruh terbesar di Timur Tengah. Masing-masing juga mendukung kelompok-kelompok yang berseberangan dalam perang sipil Suriah. Iran dengan tegas membantah tuduhan Saudi bahwa pihaknya telah memberikan bantuan finansial dan persenjataan terhadap kelompok oposisi Saudi di wilayah Arab.

Dua negara paling berpengaruh di Timur Tengah ini sudah lama bersitegang. Hubungan sempat bergejolak saat Saudi mengeksekusi mati ulama Syiah asal Iran, Syaikh Nimr al Nimr. Iran protes keras atas eksekusi itu. Sebaliknya, Saudi merasa eksekusi itu pantas diberikan karena Syaikh Nimr dianggap telah melontarkan kebencian pada kerajaan.

Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Adel al-Jubeir, memberi waktu 48 jam kepada duta besar Iran untuk keluar dari Saudi pada 3 Januari 2016. Sesaat setelah kebijakan tersebut, kedutaan besar Saudi di Tehran diserang dan mengakibatkan kantor perwakilannya dibakar massa. Sebanyak 44 orang ditangkap terkait serangan terhadap kedubes Saudi tersebut.

Saudi makin marah. Setelah memutus hubungan diplomatik, kerajaan Saudi juga melarang penerbangan dari dan menuju Iran pada 4 Januari. Tidak hanya Arab Saudi, Bahrain dan negara-negara sekutu dekat seperti Kuwait juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.

Inilah untuk kesekian kalinya Arab Saudi dan Iran terlibat perselisihan sengit. Dua negara yang sama-sama kaya minyak saling bersaing dan berkonflik karena masalah ideologi.

Ada beberapa alasan yang dapat ditarik sebagai penyebab ketegangan antara Saudi dan Iran. Analisis dari Noah Feldman, profesor hukum Universitas Harvard, menyebutkan, salah satu pemicu perselisihan yakni membaiknya hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran. Sejak dicabutnya embargo, AS dan Iran menunjukkan sentimen perbaikan hubungan yang positif. Presiden AS Barack Obama misalnya, beberapa kali mengutip pemimpin tertinggi Iran, Ayatolah Khamenei, yang mengharamkan senjata pemusnah massal dan nuklir. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA