Kesepakatan di antara negara-negara Liga Arab muncul dalam pertemuan para menteri luar negerinya di Kairo, Mesir, kemarin (Jumat, 11/3). Demikian diberitakan
Aljazeera.
Pernyataan yang menyudutkan Hizbullah ini datang hanya beberapa hari setelah Dewan Kerjasama Teluk (GCC) mengeluarkan sikap yang sama. Enam anggota Dewan Kerjasama Teluk adalah Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Namun, tidak semua 22 anggota Liga Arab mendukung penetapan ini. Hanya Lebanon dan Irak yang menyatakan tidak sepakat.
Menteri Luar Negeri Lebanon, Gebran Bassil, yang menolak keputusan itu, menyatakan lewat akun twitternya bahwa resolusi itu tak sejalan dengan perjanjian anti-teror Arab. Di Lebanon, Hizbullah adalah organisasi yang memiliki representasi luas dan menjadi komponen utama dalam negeri.
Keputusan Liga Arab ini datang sehari setelah pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menuduh Arab Saudi menekan Lebanon untuk membungkam kelompoknya.
Hizbullah adalah organisasi politik dan bersenjata Syiah yang terlibat
konflik politik di Suriah untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar
Al Assad.
Tekanan Liga Arab dan Dewan Kerjasama Teluk tak lepas dari konflik diplomatik antara Iran dan Arab Saudi. Iran sendiri adalah negara mitra terkuat Hizbullah.
Irang dan Arab Saudi berada di pihak yang berlawanan dalam konflik dalam negeri Suriah dan Yaman.
[ald]