Sekretaris Pers Kementerian Pertahanan AS Laksamana John Kirby pada Sabtu (24/5) juga menegaskan hubungan militer AS dengan Thailand akan tetap retak sampai pemimpin junta memulihkan demokrasi, termasuk kejelasan masa depan melalui pemilihan umum.
"Sementara kami telah menikmati hubungan panjang dan produktif military to military dengan Thailand, tetapi prinsip-prinsip demokrasi dan undang-undang AS mengharuskan kami untuk mempertimbangkan kembali bantuan dan keterlibatan militer AS," kata Kirby, seperti dilansir
Reuters, hari ini (Minggu, 25/5).
Tiga peristiwa yang dibatalkan yang saat ini sedang berlangsung yaitu Exercise Cooperation Afloat Readiness and Training 2014, kunjungan Komandan Armada Pasifik AS Laksamana Harry Harris ke Thailand pada bulan Juni, dan undangan Komandan Jendral (Danjen) Tanasak Patimapragorn dari Pasukan Bersenjata Thailand (Royal Thai Armed Forces) ke Markas Komando Armada Pasifik AS.
"Kami mendesak Royal Thai Armed Forces untuk bertindak dalam kepentingan terbaik bagi sesama warga mereka dengan mengakhiri kudeta ini, dan memulihkan aturan hukum dan kebebasan guna meyakinkan warga tersebut melalui prinsip-prinsip demokrasi," demikian Kirby.
[dem]
BERITA TERKAIT: