Peraturan ini hanya diperbolehkan bagi siswa yang telah mendapatkan persetujuan dari orangtuanya.
Sang kepala sekolah, Claire George, menjelaskan bahwa hal ini dilakukan untuk mencegah anak-anak kabur dari jam belajar. Karena menurut George, sekolah harus menjamin siswanya untuk selalu hadir di jam belajar.
George menyebut, pendekatan berbeda ini sengaja diberikan guna menjamin sistem pendidikan para muridnya.
"Pendekatan kami adalah bahwa siswa yang merokok, yang dapat persetujuan orang tua, memiliki dua kali 10 menit waktu untuk merokok yang sepenuhnya diawasi oleh pihak sekolah," kata George, seperti dilansir dari media setempat,
The Guardian (Sabtu, 8/3).
Ia menghargai ada beberapa orang yang tidak setuju dengan pendekatan tersebut. Tapi, pihaknya telah menyepakati bahwa pendekatan itu jauh lebih efektif daripada hanya melarang merokok.
"Pengalaman kami sebelumnya bahwa siswa sering bolos atau melarikan diri pada siang hari untuk merokok," jelasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: