
Berdasarkan laporan gabungan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Kesehatan Irak disebutkan bahwa aksi kekerasan yang terjadi selama bulan Januari di negeri tersebut telah memakan korban lebih dari 1.000 orang. Sementara 1.800 orang lainnya tercatat mengalami luka-luka.
Sebagaimana dikutip
AFP (Sabtu, 1/2), kekerasan bermotif sektarian dan politik sudah terjadi sejak lama di banyak wilayah Irak selama berbulan-bulan. Namun situasi ini diperburuk oleh pertempuran baru-baru ini di Provinsi Anbar, Irak bagian barat.
Kekerasan yang meletus di Anbar, awal tahun ini, terjadi antara pasukan keamanan Irak dengan kelompok al Qaeda, yang berjuang merebut Kota Falluja dan Ramadi.
Sementara itu, Kementerian Migrasi Irak mengungkapkan lebih dari 140.000 orang telah kehilangan tempat tinggal sejak konflik meletus di Anbar.
Menurut data PBB hampir 8.000 orang tewas pada tahun 2013 lalu, yang sebagian besar merupakan warga sipil. Tahun itu bahkan dianggap sebagai tahun paling mematikan di negara Timur Tengah tersebut sejak 1998.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: