Kemarin, para pemimpin Uni Eropa bertemu di Brussels untuk "memeriksa semua opsi yang diperlukan" untuk melindungi penduduk sipil di Libya. Tapi mereka tidak memasukkan zona larangan terbang di atas Libya dalam komunike akhir mereka. Padahal, zona larangan terbang akan mencegah pasukan Khadafi melancarkan serangan dari udara, yang merupakan satu-satunya keuntungan dari mereka saat ini.
Seperti diberitakan
BBC, Perancis menjadi negara pertama yang mengakui kepemimpinan pemberontak Libya sebagai pemerintahan yang sah di negeri sumber minyak dunia itu. Sementara, sikap anggota lain dari Uni Eropa masih belum ditentukan. Seorang wakil pemberontak Libya di timur Benghazi, Mustafa Gheriani, memperkirakan, anggota Uni Eropa lainnya akan segera mengikuti langkah Sarkozky itu.
Pemimpin Inggris dan Perancis menginginkan 27 pemimpin Uni Eropa menyusun rencana membantu pemberontakan Libya, termasuk kemungkinan menerapkan zona larangan terbang yang hingga kini masih minim dukungan.
Para pemberontak Libya dikabarkan telah merebut bagian timur negeri penghasil utama minyak dunia itu dalam pemberontakan yang terinspirasi revolusi di Mesir dan Tunisia.
[ald]
BERITA TERKAIT: