Ketua DPR: Fundamental Indonesia Cukup Kuat Hadapi Dolar AS
Laporan: | Kamis, 06 September 2018, 08:37 WIB

Depresiasi rupiah memang mulai berdampak terhadap industri yang menggunakan bahan baku impor. Namun demikian, semua pihak tak saling menyalahkan seiring pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar AS.
Justru kini yang dibutuhkan untuk mengatasi pelemahan rupiah adalah kekompakan dan langkah nyata.
"Mengingatkan kepada para pihak agar tidak mencari kambing hitam dengan menyalahkan sebab musabab turunnya rupiah, tapi lakukanlah tindakan nyata untuk mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah,†kata Ketua DPR Bambang Soesatyo, beberapa saat lalu (Kamis, 6/9).
Bambang yang tengah berada di Singapura untuk menghadiri Sidang Umum ke-39 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) menambahkan, Indonesia masih punya modal penting dalam menghadapi penguatan dolar AS. Yakni fundamental Indonesia yang cukup kuat dan kondisi politik yang relatif stabil.
"Kita harus percaya itu, kata Bambang.
Namun, legislator Golkar itu juga meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia segera menyiapkan langkah-langkah antisipatif serta menerapkan kebijakan untuk menguatkan kurs rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, Bamsoet juga mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuat kebijakan yang dapat membantu pelaku usaha untuk mendapatkan bahan baku industri, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan hasil produksi dan nilai ekspor," cetusnya.
Menurut Bamsoet, pemerintah sebaiknya segera mengeksekusi rencana tentang pembatasan impor atas 900 jenis barang konsumsi. Dia meyakini pembatasan itu akan menekan impor yang berefek pada necara pembayaran.
"Pembatasan impor barang konsumsi akan mengurangi defisit neraca pembayaran yang menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan berdampak negatif kepada pelaku usaha industri," ulasnya.
Bamsoet menambahkan, hal lain yang tak boleh dilupakan saat pelemehan kurs rupiah adalah keberadaan koperasi serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Menurutnya, Kementerian Koperasi dan UKM harus membantu para pelaku usaha kecil dan menengah agar lebih mudah memperoleh bahan baku dan suntikan modal.
Bamsoet juga meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) turut tangan menghadapi penguatan dolar. Caranya bisa dengan saling bersinergi dalam hal promosi dan penggunaan produk dalam negeri.
[wid/***]