DPR Desak PUPR Perbaiki Sanitasi & MCK Di Lombok
Laporan: | Selasa, 28 Agustus 2018, 02:30 WIB

Para pengungsi korban gempa bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NBT) mulai terserang penyakit. Penyebabnya, sanitasi dan sarana mandi cuci kakus (MCK) di lokasi pengungsian buruk.
DPR pun mendesak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera memperbaiki sanitasi tersebut.
Berdasarkan data di RSUD Lombok Utara, hingga pekan lalu, jumlah pasien yang masuk sebanyak 4.392 orang. Sebagian dari mereka terjangkit diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, dan patah tulang. Di tengah kondisi itu, persediaan obat-obatan juga mulai menitis.
Mendengar informasi ini, Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Pemerintah Daerah (Pemda) bergerak cepat.
“Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya dan Balitbang, Kemenkes, bersama Pemda NTB untuk melakukan survei ke wilayah-wilayah dengan kondisi sanitasi buruk untuk melakukan pendataan. Kemudian, segera dibangun sarana kebutuhan air bersih serta MCK guna memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak gempa dan meminimalisir penyakit yang menyerang para pengungsi,†ucap politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, dalam keterangan tertulis, Senin (27/8).
Untuk Kemenkes, Bamsoet meminta selalu siap siaga. Kemenkes harus sigap mendistribusikan obat-obatan dan alat kesehatan ke seluruh Puskesmas di wilayah terdampak gempa.
“Ini penting untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang dialami para pengungsi gempa. Sebab, persediaan obat dan alat kesehatan di sejumlah Puskesmas sudah menipis. Padahal, setiap harinya ada sekitar 80-100 bahkan 150-200 warga berobat ke Puskesmas setempat,†ucapnya.
Untuk para pengungsi dan masyarakat terdampak gempa, Bamsoet mengimbau agar senantiasa mengutamakan kebersihan. Dengan begitu, penyakit-penyakit menular di lokasi pengungsian bisa dicegah.
Dari pihak Kementerian PUPR, memastikan terus berusaha menangani masalah kekurangan air dan sanitasi bagi korban gempa Lombok. Salah satunya dengan membuat sumur air tanah untuk menyuplai ketersediaan air bersih.
“Kami membuka sumur air tanah, kurang lebih 50 titik. Besarannya antara 10 hingga 20 liter per detik,†ucap Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danish H Sumadilaga.
Untuk proses distribusinya, Kementerian PUPR telah mengerahkan 25 mobil tangki. Sedangkan untuk air minum, Kementerian PUPR sudah memperbaiki pipa milik PDAM yang sebelumnya rusak karena gempa.
Terkait sanitasi, Danish mengakui jumlah jamban dan kamar mandi yang disediakan di titik pengungsian masih kurang.
“Sudah hampir 300 MCK portable dan 200 MCK knockdown di pengungsian. Kami akui karena jumlahnya sangat banyak, butuh peningkatan, kami usahakan MCK on site," paparnya. [jto]